Rabu, 15 Oktober 2014

Ide Sederhana untuk Hasil yang Besar

Ide Sederhana untuk Hasil yang Besar


Di dunia yang semakin hari semakin penuh dengan teknologi ini, kita harus pintar-pintar memanfaatkan apa yang ada, baik sumber daya alam atau sumber daya manusianya. Berwirausaha? Suatu pekerjaan yang diidamkan sebagian orang, apalagi kalau wirausaha tersebut mempunyai untung yang besar. Namun, terkadang dari yang kecil dan sederhana itulah muncul ide-ide yang cemerlang dan menjadi sesuatu yang besar pada suatu saat. Bisnis besar belum tentu berawal dari sebuah ide yang besar. Banyak sekali cerita-cerita orang sukses yang dulunya memiliki ide-ide sederhana. Untuk mewujudkan ide sederhana tersebut pastilah butuh perjuangan yang besar pula di awal untuk hasil yang maksimal pada akhirnya. Mereka bisa sukses karena kreativitasnya mengembangkan ide sederhana tersebut dan keberanian berinovasi serta menanggung resiko. Sukses yang terjadi pada seseorang apabila Ia memiliki kemampuan berinovasi dan melakukan eksekusi lebih baik terhadap ide yang sudah ada.
Di UKM We&T ITS ini, saya ingin mewujudkan ide kecil saya menjadi luar biasa. Ide yang saya punyai tidaklah baru, melainkan modifikasi dari ide yang sudah ada. Saya ingin membuat nasi yang berisi jantung pisang yang sudah dimasak. Ide tersebut tidaklah baru melainkan adopsi dari ide yang sudah ada yang di inovasi kembali. Saya terinspirasi oleh sego njamoer yang usahanya sudah sampai kemana-mana. Dari ide sederhana tersebut, yang ingin menyejahteraan kehidupan para petani jamur akhirnya bisa menjadi usaha yang besar sampai saat ini. Saya berharap agar ide kecil saya juga akan berubah menjadi usaha yang besar pada nantinya.
Cara lain agar kita bisa sukses untuk berwirausaha adalah memperbesar diri kita sebelum kita betul-betul memiliki segala kebesaran. Bagaimana agar jiwa kita besar? Jangan kejar uang tapi kejarlah ilmu dan pengalaman. Semakin jauh kita mengejar ilmu,  semakin kayalah kita. Semakin jauh kita mengejar harta, kita akan semakin miskin. Sesungguhnya harta ada dibalik ilmu.
Bagaimana supaya kita mendapat ilmu dan pengalaman? Caranya, segera hapus  kata “menyerah” dalam kamus diri kita. Apabila kita menyerah, kita tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. Kita akan semakin terpuruk menyesali kegagalan kita. Apabila kita jatuh, segera bangkit, jatuh lagi, bangkit lagi. Dan seterusnya hingga kita semakin kuat (kaya ilmu dan pengelaman) untuk menjalankan usaha kita selanjutnya karena pengalaman adalah guru yang paling baik untuk kita.
Bahwa sukses besar bisa terjadi pada siapa saja dan dengan cara apa saja. Yang penting adalah ketekunan dan keberanian dalam menghadapi risiko. Intinya adalah tidak ada batasan jika kita memiliki sebuah ide untuk mengembangkannya, yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana, bagaimana, dan bagaimana. Sisanya adalah TRIAL & ERROR.

Langkah-langkah untuk kita menjadi calon wirausaha yang sukses adalah mencari ide, mengembangkan ide yang telah kita dapat, mempelajari ide tersebut, dan susun strategi pemasarannya. Jangan lupa berdo’a dan yakin usaha yang akan kita lakukan bisa berhasil.


Nama     : Natijatul Habibah
NRP       : 2314030077
Jurusan   : D3 Teknik Kimia

Minggu, 20 April 2014

[Cerpen] Cinta Tidak untuk Dimiliki



Cinta Tidak untuk Dimiliki
Oleh: Natijatul Habibah



Hari masih begitu pagi tetapi Salsa, cewek manis berjibab ini sudah sampai di sekolah. Dia berjalan di koridor hendak ke ruang kelasnya yakni kelas XII IPS 1. Dia hanya berpapasan dengan sedikit siswa dan menyapanya dengan senyuman. Sesampainya di kelas, dia meletakkan tas di bangku dan mengeluarkan buku pelajaran untuk dibacanya.
“Assalamualaikum.” suara salam dari Faisal memecah keheningan saat itu.
“Waalaikumsalam.” jawab Salsa dengan menundukkan kepala, karena Salsa tidak mau melakukan zina mata dengan menatap wajah Faisal yang bukan mahramnya.
Setiap kali memandang Faisal, hati Salsa menjadi dag dig dug karena Salsa juga menyukai Faisal sejak dahulu. Faisal adalah ketua OSIS yang pintar dalam berbagai hal dan diapun disukai oleh para wanita yang ada di sekolahnya. Daripada hati Salsa semakin tidak menentu bila ada di dekat Faisal, diapun memutuskan untuk menunggu teman yang lain di luar. Lagipula tidak baik untuk berada dalam satu ruangan dengan laki-laki yang bukan mahramnya.
 “Assalamualaikum Salsa. Ngapain kamu di luar?” Rina datang mengagetkan Salsa.
“Waalaikumsalam. Aku lagi nungguin kamu.” jawab Salsa.
“Kenapa nggak nunggu di dalam kelas aja? Kan udah ada Faisal di dalam.”
“Nggak ah.”
“Kenapa? Bukannya kamu malah senang kalau bisa berduaan sama Faisal. Kamu kan udah naksir Faisal sejak lama.”
“Ya nggaklah. Aku memang suka sama Faisal tapi aku nggak suka berduaan, bisa nimbulin fitnah tau. Lagian kan nggak boleh ada wanita sama laki-laki yang ada dalam satu ruangan.”
“Iya-iya tahu Bu Ustadzah. Udah ah, ayo kita masuk.”
“Ayo.”
Salsa dan Rina memasuki kelas dan duduk di bangku mereka. Rina adalah teman sebangku sekaligus sahabat terbaik Salsa. Rina juga mengetahui bahwa Salsa menyukai Faisal, tetapi hanya sebatas menyukainya dan tidak berharap untuk lebih karena Salsa tidak mau pacaran dahulu.
Tidak lama kemudian bel masukpun berdering. Beberapa saat kemudian, Bu Yanti selaku guru ekonomi di kelas Salsapun masuk. Beliau menerangkan sedikit tentang manajemen badan usaha dalam perekonomian nasional. Di akhir pelajarn, beliau memberikan tugas kelompok yang terdiri atas dua orang untuk membuat presentasi tentang manajemen bada usaha dalam perekonomian nasional dalam bentuk power point dan akan di jelaskan ke teman-teman yang lain minggu depan. Salsa dan Faisal berada dalam satu kelompok. Entah suatu kebetulan yang sangat membuat Salsa menjadi senang atau malah menimbulkan zina mata baginya.
Saat bel pulang berdering, siswa di kelas Salsa beranjak meninggalkan ruangan kelas, begitupun juga Rina karena dia harus buru-buru pulang karena ada urusan di rumahnya. Tetapi Salsa masih membereskan buku-buku pelajarannya yang berserakan di atas meja. Faisal yang sudah selesai membereskan buku-bukunya menghampiri Salsa untuk menanyakan tugas ekonomi mereka tadi.
“Salsa, bagaimana tentang tugas ekonomi kita tadi? Kapan kita akan memulai mengerjakannya?” tanya Faisal.
“Mmm, bagaimana kalau kita mencari bahan-bahan untuk membuat materinya terlebih dahulu.”
“Oke, tetapi aku tidak bisa kalau hari ini. Aku ada rapat OSIS karena sebentar lagi kan reformasi pengurus OSIS yang baru.”
“Kita mencarinya sendiri-sendiri saja. Baru nanti kita kumpulin jadi satu dan memulai bikin power pointnya tiga hari lagi. Bagaimana?”
“Oke, aku setuju dengan idemu itu. Aku ke ruang OSIS dulu ya. Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Faisal berlalu dengan senyum manis di wajahnya. Jantung Salsa masih berdegup dengan kencangnya karena mengobrol dengan Faisal walaupun itu tentang tugas mereka. Salsa juga masih terpesona dengan senyum manis yang terukir di wajah Faisal. Buru-buru Salsa ingat kalau dia tidak boleh memandangnya terlalu lama dengan syahwat karena itu tidak diperbolehkan.
“Astaghfirullah hal adzim. Apa yang barusan aku lihat tadi? Ampuni aku Ya Allah. Aku tidak bermaksud untuk memandang Faisal sampai seperti itu.” batin Salsa.
Salsa segera pulang ke rumah dengan banyak beristighfar karena tadi. Dia juga berusaha untuk melupakan senyum manis yang terukir di wajah Faisal.
Setelah sampai di rumah, Salsa mengambil air wudhu dan menunaikan shalat Dzuhur karena di sekolah tadi Dia belum menunaikannya. Dia shalat Dzhuhur berjamaah dengan ayah dan ibunya yang kebetulan juga belum menunaikan shalat Dzuhur. Salsa beserta ayah dan ibunya menunggu untuk shalat ashar berjamaah dengan membaca al-quran.
Seusai shalat, Salsa pergi ke kamarnya untuk mencari materi tugas ekonomi. Baru saja membuka laptopnya, handphone Salsa berdering pertanda ada sms yang masuk. Entah, itu sms dari siapa karena nomornya tidak ada di kontak Salsa.
“Jangan lupa cari tugas yang tadi ya, Sa. Faisal.”
Ternyata sms tersebut dari Faisal.
“Iya, ini aku juga lagi nyari kok.”
Setelah sms itu terkirim tak lama kemudian handphone Salsa berdering lagi.
“Oke deh. Tiga hari lg kan hari Minggu. Kita ngerjainnya di mana? Di rumah kamu atau di rumahku?”
Salsa mengetik pesan balasan dan mengirimnya.
“Di rumahku aja gmn?”
“Oke deh.”
***
“Apa kemarin Faisal menelponmu? Kemarin dia minta nomormu ke aku.” tanya Rani saat aku baru datang. Hari ini Salsa berangkat agak siang karena seusai shalat Subuh Salsa ketiduran dan akhirnya telat bangun deh.
“Dia kemarin sms aku.”
“Sms apa?” tanya Rani dengan tidak sabarnya.
“Cuma ngingetin untuk nyari tugas ekonomi.”
“Oh iya ya. Aku lupa, kamu kan sekelompok sama Faisal ya.”
“Iya.”
Tidak lama kemudian, Bu Fatimah selaku guru matematika Salsa tiba di kelasnya karena bel sudah berbunyi sejak Salsa tiba di kelasnya. Pelajaran matematika adalah salah satu pelajaran favorit Salsa.
***
Hari Minggupun tiba, Faisal datang ke rumah Salsa pukul 09.00 WIB. Sebelumnya Faisal sudah sms Salsa untuk memberitahukan kedatangannya tersebut.
“Assalamualaikum.” teriak Faisal sambil mengetuk pintu.
“Waalaikumsalam.” jawab ibu dan ayah Salsa dengan bersamaan. Ibu Salsa yang membuka pintu untuk Faisal. Saat tau ibu Salsa yang membukakan pintu, diciumnya tangan ibu Salsa.
“Kamu cari Salsa?” tanya ibu Salsa.
“Iya, tante. Mau ngerjain tugas kelompok.”
“Oh, begitu. Tunggu sebentar ya, tante panggilin Salsa. Kamu duduk aja dulu.”
“Iya, Tante. Terima kasih.”
“Salsa, ada teman kamu ini.” Panggil ibu Salsa sambil mengetuk pintu kamarnya.
“Iya, Bu. Sebentar lagi Salsa keluar. Salsa pakai jilbab dulu.”
“Yaudah jangan lama-lama kasihan temanmu.”
“Iya, Bu.”
Beberapa menit kemudian Salsa keluar dengan jilbab warna biru dan membawa laptop untuk mengerjakan tugasnya.
“Assalamualaikum, Faisal.”
“Oh, Waalaikumsalam.”
“Ayo kita mulai mengerjakannya agar cepat selesai.”
“Ini, aku sudah cari materinya. Udah aku letakkan di laptop sebagian. Kita tinggal nambahin materi punya kamu.”
“Oh, iya ini materi punyaku. Aku copy dulu di flashdisk ya.”
“Oke deh.”
“Ini udah selesai meng-copynya. Tinggal ditambahkan aja ke materi kamu.” Salsa membuka suara agar suasana menjadi tidak canggung.
“Oh, iya. Mana flashdisknya?”
“Ini.” Kata Salsa sambil menyerahkan flashdisknya.
Tiga jam sudah mereka mengerjakan tugas ekonomi itu dan akhirnya selesai juga. Mereka puas dengan hasil kerjanya karena sudah dirasa cukup baik. Faisal berpamitan kepada kedua orang tua Salsa. Salsa semakin kagum dengan Faisal karena dia sangat cekatan dalam mengerjakan tugas kelompok dan dalam waktu yang tidak begitu lama tugas merekapun sudah selesai.
Tugas ekonomi itupun mendapatkan nilai yang sangat baik dari Bu Yanti karena materi yang disajikan cukup lengkap dan mereka sangat kompak dalam menyajikan materi itu.
***
Setelah tugas itu selesai Salsa dan Faisal semakin dekat. Mereka sering smsan dan lebih sering mengobrol baik itu di telepon maupun secara langsung.
Malam itu, Salsa mendengarkan ceramah di radio yang diputar oleh ayahnya di dalam kamar sambil mengerjakan tugas sekolahnya. Ayah Salsa sering mendengarkan radio tentang ceramah agama yang ada di malam hari. Pada ceramah itu menjelaskan tentang larangan Allah dalam al-quran untuk tidak mendekati zina.
“Di dalam QS Al-Israa ayat 32 yang artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Salah satu cara untuk mendekatkan kita dalam berbuat zina adalah pacaran, meskipun ada yang bilang mereka itu pacaran secara islami. Di dalam islam, kita tidak mengenal arti pacaran yang ada hanyalah ta’aruf. Dan barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia berdua-duaan dengan perempuan yang tidak ada bersamanya seorang muhrimnya karena yang ketiganya di waktu itu adalah setan. Seseorang ditusuk kepalanya dengan jarum besi lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Hadits ini diriwayatkan oleh Ar-Ruyani di dalam kitab Musnad-nya.”
***
Keesokan paginya, Faisal ingin berbicara dengan Salsa tentang perasaannya.
“Salsa, ada waktu sebentar? Aku mau bicara sama kamu.”
“Oh, baiklah. Silahkan bicara.”
“Salsa, sebenarnya aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?”
Salsa tercengang mendengar pernyataan yang diungkapkan oleh Faisal. Dia jadi teringat ceramah yang ada di radio tadi malam. Dia memkirkan permintaan Faisal yang ingin menjadikannya seorang pacar. Di satu sisi Salsa sangat bahagia karena dia sudah menyukai Faisal sejak lama dan di sisi yang lainnya Salsa takut kepada Allah karena kalau dia berpacaran dengan Faisal itu akan berujung pada zina.
“Salsa, kok kamu melamun. Gimana?” tanya Faisal membuyarkan lamunan Salsa.
“Mmm, gimana ya. Sebenarnya aku juga suka sama kamu tapi aku tidak mau pacaran dulu karena kita udah kelas XII, aku maunya nanti setelah sukses langsung menikah. Lagipula, di dalam Islam tidak ada yang namanya pacaran dan kalau kita pacaran, artinya kita akan mendekati zina karena kita selalu berdua-duaan, saling pandang tetapi kita belum muhrim. Maaf aku tidak bisa jadi pacar kamu.”
Jawaban Salsa tadi sukses membuat Faisal menjadi pucat. Tetapi Faisal menerima apapun keputusan Salsa.
“Baiklah Salsa, tidak apa-apa kok. Jangan terlalu dipikirin ya.”
“Maaf. Kalau kita berjodoh, kita pasti dipertemukan kembali oleh Allah Subhanahu Wa Taala. Aku percaya itu.”
“Iya, Salsa. Kalau kita pasti akan dipertemukan kembali oleh Allah.”


-SELESAI-

Sabtu, 19 April 2014

[Essay] Hidup Rukun di Antara Perbedaan Agama



Hidup Rukun di Antara Perbedaan Agama
Oleh    : Natijatul Habibah

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki pulau sebanyak 17.508. Pulau-pulau ini terdiri atas 5 pulau besar dan ribuan pulau kecil. Dengan adanya bentuk kepulauan tersebut populasi penduduk di Indonesia sebanyak 250 juta jiwa.
Semboyan dari bangsa Indonesia sendiri yakni, “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Perbedaan disini meliputi ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Setidaknya bangsa Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa, 6 agama yang diakui oleh bangsa, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu (Konfusius). Banyak etnis yang juga ada di Indonesia, seperti Melayu, China, Arab dan lain sebagainya. Perbedaan inilah yang disebut dengan keragaman, yaitu kekayaan bangsa yang penuh dengan nuansa dan variasi. Perbedaan akan semakin banyak apabila dilihat dari sisi yang lebih luas, misalnya saja dalam hal golongan, partai politik dan organisasi. Sehingga di Indonesia yang terdapat berbagai etnis dan suku, agama, pengikut partai politik dan kelompok organisasi keagamaan. Maka sesungguhnya keragaman bangsa ini bagaikan mozaik sebuah lukisan yang harus diterima oleh semua orang.
Dalam keragaman inilah diperlukan toleransi bagi semua bangsa Indonesia sendiri. Toleransi adalah sikap atau kesediaan hati untuk menerima perbedaan dalam bentuk tidak menjadikan alasan untuk bersikap bermusuhan terhadap orang atau kelompok orang yang berbeda. Lawan dari toleransi yakni, ekstrimitas yang artinya tindakan berlebih-lebihan dalam melakukan sesuatu dan cenderung tidak mau menerima perbedaan. Akhir-akhir ini yang sedang terjadi di Indonesia adalah ekstrimitas yang dilakukan oleh beberapa kelompok terhadap suatu agama. Hal-hal seperti itu akan memunculkan konflik antara umat-umat beragama.
Konflik Maluku, Poso, ditambah sejumlah kasus terpisah di berbagai tempat di mana kaum Muslim terlibat konflik secara langsung dengan umat Kristen adalah sejumlah contoh konflik yang sedikit-banyak dipicu oleh perbedaan konsep di antara kedua agama ini. Perang salib (1096-1271) antara umat Kristen Eropa dan Islam, pembantaian umat Islam di Granada oleh Ratu Isabella ketika mengusir Dinasti Islam di Spanyol adalah konflik antara Islam dan Kristen terbesar sepanjang sejarah.
Sejumlah kerusuhan dan konflik sosial yang muncul di indonesia beberapa tahun belakangan di berbagai daerah. Beberapa di antaranya berskala besar dan berlangsung lama, seperti kerusuhan di Ambon (mulai tahun 1998), Poso (mulai tahun 1998), Maluku Utara (pada tahun 2000) dan di berbagai daerah lainnya. Dari kajian-kajian yang telah dilakukan mengatakan konflik yang ada di Maluku pada awalnya disebabkan oleh kesenjangan sosial dan kepentingan politik. Eskalasi politik meningkat cepat karena mereka yang bertikai melibatkan sentimen keagamaan untuk memperoleh dukungan yang cepat dan luas. Agama dalam kaitan ini bukan pemicu konflik, tetapi karena isu agama yang muncul belakangan.
Konflik-konflik agama yang muncul di Indonesia selain disebabkan oleh kelompok yang tidak mau menerima perbedaan juga disebabkan oleh masalah sepele yang menjalar kepada permasalahan SARA. Masalah tersebut dapat membuat pertikaian antar suku, agama, dan kebudayaan.
Fakta yang terjadi saat ini adalah ketika kelompok agama itu menganggap bahwa agamanyalah yang paling benar, agamanyalah yang paling nomor satu dan menganggap agama yang lain salah. Sehingga kekerasan, perpecahan, pertikaian, pelecehan terhadap agama lain bahkan juga pembunuhan terjadi dimana-mana.
Salah satu penyebab terjadinya perpecahan antar agama adalah hadirnya seperangkat ritual dan sistem kepercayaan yang berbeda dari yang lainnya, lama-kelamaan akan melahirkan komunitas yang baru dan berbeda dari pemeluk agama lain. Rasa perbedaan tadi semakin intensif apabila para pemeluk agama telah menganggap agamanyalah yang paling benar dan agama lainnya adalah agama yang salah dan perlu untuk dimusuhi.
Kasus yang sering muncul dalam konflik tersebut adalah pendirian rumah ibadat. Pendirian rumah ibadat yang lokasinya berada di tengah-tengah komunitas yang kebanyakan menganut agama lain ini dapat memicu adanya konflik. Permasalahan bisa menjadi rumit apabila jumlah rumah ibadat tersebut dipandang oleh pihak lain tidak untuk keperluan agama, melainkan untuk menyiarkan agamanya pada komunitas lain.
Fakta inilah yang sering terjadi di masyarakat, komunitas yang mendirikan rumah peribadatan di tengah suatu komunitas yang memiliki mayoritas perbedaan agama tidaklah untuk keperluan agama mereka tetapi untuk menyiarkan agamanya pada komunitas lain agar komunitas yang berbeda agama bisa ikut agama tersebut dan menyebarluaskannya. Seharusnya hal itu tidak diperbolehkan karena termasuk dalam pemaksaan yang sifatnya terselubung maupun terang-terangan.
Hal lain yang biasa digunakan untuk menjadikan dua agama yang saling bertikai adalah adanya anggapan bahwa mempertahankan hak dengan cara memaksa dan menyerang orang yang mereka anggap menyimpang, bahkan membunuh orang yang melakukan penyimpangan itu disebut kewajiban. Apabila ada agama ketiga diluar agama yang bertikai menyaksikan pertikaian itu, maka agama tersebut akan tersenyum mengejek karena kedua agama yang saling bertikai itu saling menghancurkan.
Walaupun benar bahwa adanya konflik-konflik yang marak seperti yang ada saat ini disebabkan karena perbedaan konsepsi agama, seperti yang ada pada konflik antara Katholik dan Protestan di Eropa (khususnya di Irlandia Utara) dan antara Sunni dan Syi’ah di dunia Islam (misalnya Irak), atau perang Salib antara kaum Muslim dengan bangsa Eropa (1096-1271). Pada konflik Ambon yang ada di Indonesia juga disinyalir disebabkan karena perbedaan konsep agama, walaupun faktor-faktor yang lainnya juga disebabkan oleh kondisi sosial, ekonomi dan sebagainya juga turut berperan. Dari tahun ke tahun ribuan bahkan ratusan ribu jiwa melayang dalam pertikaian panjang dan melelahkan itu.
Terhadap konflik-konflik yang terjadi antara umat beragama telah menimbulkan dua kutub pemikiran yang berbeda. Pertama, sikap “anti agama” yaitu berupa pengingkaran peran agama dalam kehidpan pribadi, bermasyarakat dan bernegara. Agama dianggap sumber konflik, tidak mempunyai peranan penting, salah satu penyebab terjadinya pembunuhan dan kematian antara umat manusia, sehingga harus disingkirkan dan dilenyapkan. Meskipun demikian “melenyapkan” peran agama dalam kehidupan manusia masihlah dianggap absurd, dan tidak sesuai dengan realitas.
Gagasan kedua adalah kelompok yang “menyamakan” semua agama. Gagasan ini muncul karena anggapan perbedaan konsepsi agama merupakan konflik umat manusia. Upaya penyamaan ini biasanya dikamuflasekan dengan paham pluralisme agama. Sebab, agama-agama yang ada mempunyai sumber yang sama, yaitu Yang Mutlak (Tuhan). Jika terjadi perbedaan bentuk, ini disebabkan oleh manifestasi dalam menanggapi Yang Mutlak tersebut. Sehingga, walaupun pada aspek eksoterisnya berbeda, namun pada level esoteri, kondisi internal tetaplah sama. Maka, dengan paham ini tidak benar dan tidak diperbolehkan untuk masing-masing agama yang menyebut agamanya memiliki kebenaran secara mutlak (truth claim). Gagasan pluralisme yang cenderung menyamakan agama jelaslah sesuatu yang absurd dan tidak sesuai dengan realitas bahwa konsepsi masing-masing agama memang berbeda. Tidak hanya pada level eksoteris saja, bahkan pada level esoteris juga. Jika dikaji lebih dalam akan menimbulkan pertanyaan. Apakah benar semua agama akan sama pada level ini? Jawabannya tentu saja tidak. Ini adalah sesuatu yang mustahil untuk “mempersatukan” agama-agama, sementara konsep masing-masing agama tentang “Tuhan” berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa menyamakan semua agama adalah suatu gagasan yang jelas-jelas mengingkari kenyataan yang ada bahwa masing-masing agama memang berbeda. Tuhan di dalam Islam tidaklah sama dengan Tuhan di agama Kristen dan di agama yang lainnya. Tuhan di dalam Islam adalah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, serta Maha Kuasa. Dia tidak beranak dan juga tidak diperanakkan, dan tidak ada satupun makhluk yang dapat menyerupai-Nya. Allah tidak terjangkau panca indera dan akal manusia yang terbatas kemampuannya. Dia, Allah jelas tidak sama dengan pemahaman umat kristen tentang Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam agama Kristen, Tuhan Yang Maha Esa itu terdiri dari tiga oknum, yakni Tuhan Bapak, Tuhan Anak (Isa) dan Tuhan Kudus yang dikenal dengan sebutan Trinitas, suatu ajaran “diperkenalakan” pertama kali oleh Paulus. Dia pulalah yang menghapuskan sekaligus menciptakan syariat-syariat baru yang diajarkan Musa sebagai Nabi yang paling dihormati dan diagungkan oleh kaum Bani Israil.
Konflik antara umat beragama dalam berbagai kasus, tidaklah disebabkan oleh perbedaan konsepsi diantara agama-agama. Itu lebih merupakan asumsi yang tendensius, yang disengaja atau tidak, berupaya “megaburkan” peran agama dalam membentuk peradaban baru yang posesif. Dia lebih menonjolkan “wajah muram” agama-agama di tengah umatnya, sehingga agama tidak ubahnya seperti tembok yang memisahkan manusia dengan manusia dari kepercayaan yang berbeda, sekaligus menumbuhsuburkan sikap kebencian dan permusuha antara pemeluk agama.
Maka, sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman kita tidak seharusnya bertikai antara agama yang satu dengan yang lainnya. Kita harus bersikap toleransi dalam kehidupan di masyarakat khususnya dalam beragama. Toleransi dalam beragama bukanlah mencampur adukkan ajaran dua agama, tetapi toleransi di sini adalah memperdalam keagamaan, dan spiritual dengan berbagi pengalaman spiritual dengan penganut agama lain. Yang demikian itu dapat memperkaya pengalaman dalam rangka membangun dan memperkokoh agamanya sendiri. Jangan menutup diri untuk mempelajari agama lain, karena ketakutan adalah buah dari keraguan, dan keraguan akan menimbulkan kegoyahan dalam kehidupan, kegoyahan akan mendekati kemurtadan.

[Artikel] Teknologi Tradisional Vs Teknologi Modern


Teknologi Tradisional Vs Teknologi Modern
Di abad ke-21 ini sebagian orang di dunia sudah menyatakan bahwa untuk abad ke-21 ini merupakan zaman keemasan. Zaman dimana melakukan apapun menjadi mudah, fleksibel dan praktis. Hal ini dikarenakan maraknya ilmu teknologi yang sudah berkembang di seluruh penjuru dunia. Di Indonesia sendiri, ilmu teknologi sudah menyebar ke seluruh wilayah daerah dan yang menikmati teknologi tersebut dari berbagai kalangan, yakni dari kalangan yang muda sampai yang tua.
Perusahaan-perusahaan besar yang ada di seluruh dunia, berkompetisi untuk membuat inovasi-inovasi tentang perkembangan teknologi yang baru untuk memudahkan dan menarik para pengguna teknologi agar tetap memilih produk dari perusahaan tersebut.

Bentuk teknologi yang ada di Indonesia sangatlah beragam, misalnya saja di dalam teknologi informasi, seperti internet, smartphone, bahkan dalam dunia pendidikan. Di dalam dunia pendidikan, penggunaan teknologi informasi yang sering kita jumpai adalah penggunaan e-learning, e-library, e-ducation, e-mail, dan e-laboratory.

Di dalam bidang informasi yang ada, kita dapat dengan mudahnya mencari informasi yang kita butuhkan dengan bantuan internet, kita hanya perlu mengetikkan kata kunci untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan dalam sekejap informasi yang kita butuhkan sudah tersedia dengan lengkap. Kita juga bisa melihat tayangan berita di televisi untuk mendapatkan informasi dari belahan dunia yang lain dengan menggunakan bantuan parabola, ataupun dari wilayah di Indonesia sendiri. Tidak seperti dahulu, orang yang akan mencari informasi atau berita yang terbaru haruslah bertanya kepada satu orang ke orang lain atau mencari buku-buku yang memuat tentang informasi yang mereka cari.
Sebenarnya, di Indonesia adanya teknologi sudah ada sejak zaman dahulu, dan teknologi itu semakin berkembang dengan pesatnya. Tetapi pada zaman dahulu, bangsa Indonesia belum mengetahui fungsi dan pengertian teknologi yang sebenarnya seperti sekarang ini. Tapi sekarang, anak SD saja sudah mengetahui apa itu internet dan bagaimana cara menggunakannya. Anak Indonesia zaman dahulu hanyalah mengenal permainan tradisional, seperti congklak, egrang, yoyo kayu dan permainan lainnya. Sekarang, coba kita lihat! Anak-anak sudah tidak lagi mengenal permainan tersebut. Yang mereka tahu hanyalah bermain game online dengan media laptop atau komputer yang sudah terpasang jaringan internet, bahkan mereka yang tidak mempunyai laptop ataupun komputer rela menghabiskan waktu dan uang mereka untuk berjam-jam berada di warnet untuk memainkan permainan tersebut.
Di dalam bidang komunikasi, orang tidak perlu mencari makan keluar saat dia merasakan lapar, dia hanya perlu menelpon untuk delivery makanan. Sekarang juga marak berkembang toko online, kita hanya memesan barang yang kita sukai dengan hanya menelpon ataupun sms dan mengirimkan uang pembayarannya lewat bank, dengan cepat pula kita akan menerima barang yang kita pesan lewat jasa pos. Handphone juga berpengaruh pada perkembangan teknologi di Indonesia, handphone juga ada bermacam-macam tipe dan bentuk dari yang biasa sampai yang tercanggih untuk berkomunikasi dengan sanak saudara yang jauh dan lama untuk tidak berjumpa dengan cara mengirim sms ataupun berbicara lewat telepon, dengan memakai handphone yang canggih kita bisa bertatap muka dengan saudara kita yang tempatnya jauh dari kita. Tidak seperti dulu, orang yang ingin menanyakan kabar dari sanak saudara saja harus memakai surat, yang pengirimannya sangat lama.


Saat ini juga banyak orang yang berkomunikasi lewat jejaring sosial, misalnya saja facebook, twitter, yahoo messenger dan lain-lain. Kita dapat mengenal teman baru yang jaraknya jauh dari kita, baik masih di negara yang sama tetapi lain daerah ataupun pada negara yang berbeda.

Dalam bidang bisnispun dapat menggunakan teknologi yang ada, contohnya saja saat mengadakan rapat, para pebisnis akan membuat laporan dalam bentuk power point yang akan ditampilkan dalam LCD untuk disajikan kepada client-nya agar mempermudah mereka dalam memahami laporan yang telah disampaikan. Kita juga bisa bekerja di rumah dengan laptop yang kita miliki, laporan yang perlu untuk dipelajari hanya perlu dikirimkan lewat e-mail.

Dalam bidang transportasi juga berpengaruh dalam perkembangan teknologi. Dahulu orang pergi kemana-mana dengan berjalan kaki ataupun memakai sepeda meskipun jarak yang ditempuh sangatlah jauh. Tetapi sekarang, orang dengan mudahnya pergi kemanapun yang mereka mau dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Hampir semua orang di Indonesia dalam bepergian memakai kendaraan pribadinya baik itu mobil ataupun motor. Apabila ingin bepergian jarak jauh, kebanyakan orang yang memiliki mobil akan bepergian dengan menggunakan mobil daripada menggunakan motor karena dirasa cukup aman dari teriknya matahari ataupun hujan. Apabila mereka ingin bepergian dalam jarak yang dekat mereka memilih untuk memakai motor karena dapat menghindari dari kemacetan.
Zaman sudah semakin berkembang, kebiasaan-kebiasaan yang lamapun sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat sekarang. Di lain sisi kita harus mendukung perkembangan teknologi dan di sisi yang lain kita juga harus melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Kita bisa untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia tetapi juga kita tidak boleh mengesampingkan perkembangan teknologi agar kita tidak tertinggal dengan bangsa yang lain. Contohnya saja, kita bisa memperkenalkan budaya tarian atau permainan tradisional yang ada pada bangsa Indonesia dengan media internet agar bangsa-bangsa yang lain tahu bahwa tarian atau permainan yang ada, adalah milik bangsa Indonesia.